Minggu, 02 Oktober 2011

6. Apasih Barcode Ituu???








BARCODE
Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas dll,sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi yang dikodekan dalam barcode.


Dewasa ini barcode dapat dijumpai dimana-mana. Coba ambillah sebuah produk di supermarket terdekat, dan periksa apakah banyak garis hitam vertikal yang saling berdekatan. Itulah yang disebut barcode. Di dalam barcode tersebut terdapat informasi (umumnya berupa angka). Angka tersebut juga biasanya tercantum dibawah barcode tersebut.


Mungkin anda bertanya, kalau sudah ada kode angka, mengapa masih diperlukan barcode? jawabannya adalah bagi alat ?(komputer) lebih mudah membaca sesuatu yang bersifat digital daripada angka yang bersifat analog. Kode barcode dengan warna contrast (biasanya hitam diatas putih) sangat mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.

Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah barcode yang sering digunakan:
  • Code 39, sebagai simbolik yang paling populer didunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun pada saat ini code 39 makin sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah dibaca.
  • Universal Product Code (UPC)-A, terdiri dari 12 digit, yaitu 11 digit data, 1 check digit: untuk kebutuhan industri retail.
  • UPC-E, terdiri dari 7 digit yaitu 6 digit data, 1 check digit: untuk bisnis retail skala kecil.
  • European Articles Numbering (EAN)-8, 2 digit kode negara,5 digit data, 1 check digit.
  • EAN-13 atau UPC-A Versi Eropa, terdiri dari 13 digit, yaitu 12 digit data, 1 check digit.
Tipe bercode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode bercode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode Negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selamjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau check digit.

Sejarah Barcode
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
Kemudian Bernard Silver, dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi.
Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tanggal 20 oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.
Akhirnya pada tangaal 7 oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka, 1966 : Pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970, ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecomunications. Pada tahun 1972, Toko Korger di Cincinnati mulai mengguanakan bulls'-eye code. Selain itu sebuah komite dibentuk dalam grocery, industri untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industri.
Pada tanggal 3 april 1973 : Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industry.
Kenapa pake Barcode?
Menggunakan sistem barcode yang benar tentunya akan sangat menguntungkan perusahaan. Apa saja manfaatnya?
Akurasi
Barkoding ini bisa meningkatkan akurasi dengan mengurangi kesalahan manusia dari pemasukan data secara manual atau item yang salah baca atau salah label.
Kemudahan pemakaian
Barcode mudah digunakan. Dengan hardware dan software yang tepat bisa memaksimalkan proses otomatisasi pengumpulan data. Tentunya akan lebih mudah membuat inventarisasi akurat dengan sistem barcode, daripada secara manual.
Keseragaman Pengumpulan Data
Beragam standar pemenuhan dan simbologi barcode yang terstandarisasi, menjamin informasi di terima dan disampaikan dengan cara yang benar sehingga bisa diterima di pahami secara umum.
Feedback yang tepat waktu
Barcode menawarkan feedback yang tepat waktu. Begitu muncul, data bisa diterima dengan cepat, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan informasi terbaru.
Meningkatan produktifitas
Barcode membuat aktifitas operasional dalam bisnis menjadi lebih singkat. Bayangkan betapa lamanya, ketika kasir anda harus memasukkan harga barang secara manual?
Meningkatkan Profit
Peningkatan efisiensi yang diberikan barcode memungkinkan perusahaan menghemat biaya dan yang terpenting meningkatkan profit bisnisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar